Saturday, September 24, 2016

Saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan Lingkungannya

MAKHLUK HIDUP dan KEHIDUPANNYA

Semua makhluk hidup membutuhkan makhluk hidup lain makhluk hidup juga membutuhkan lingkungan sebagai tempat tinggal. Manusia membutuhkan tumbuhan dan hewan lain sebagai sumber makanan.Manusi membutuhkan tempat tinggal, maka digunakanlah pasir, batu, papan, dan besi untuk membangun rumah. Nah, berarti manusia memiliki ketergantungan pada makhluk hidup lain dan lingkungannya.



A. HUBUNGAN ANTARMAKHLUK HIDUP
Jika kamu berada di alam terbuka, amati lingkungan sekitar dengan saksama. Perhatikan berbagai makhluk hidup yang ada di kebun sekolah, danau, kolam ikan, atau sawah. Disana, kamu makhluk hidup yang ada saling berhubungan. Kupu-kupu hinggap di bunga. Semut bergerombol di pohon jambu air. Burung pipit mematuk padi di sawah. Bebek berenang mencari makan.
            Tahukah kamu bahwa hubungan antarmakhluk hidup sangat penting? Setiap makhluk hidup bergantung pada makhluk hidup lain. Tidak ada satu makhluk hidup pun yang dapat hidup sendiri. Kupu-kupu tidak mendapat makanan jika tidak ada bunga.  Tumbuhan berbunga tidak berkembang biak dengan baik apabila tidak ada kupu-kupu. Semua makhluk hidup saling membutuhkan.
Hubungan erat yang khas antara 2 jenis makhluk hidup yang hidup bersama disebut simbiosis. Ada beberapa jenis simbiosis yang diuraikan sebagai berikut.

1. Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme adalah hubungan yang menguntungkan kedua belah pihak. Contohnya adalah hubungan antara kupu-kupu dan tanaman berbunga, serta hubungan antara kerbau dan burung jalak.
Hubungan antara kupu-kupu dan tanaman berbunga mudah kamu amati. Demikian juga hubungan yang terjadi antara lebah dan bunga. Kupu-kupu memerlukan bunga karena bunga menyediakan nektar sebagai makanannya. Bunga membutuhkan kupu-kupu karena gerakan bagian tubuh kupu-kupu dapat mengakibatkan jatuhnya serbuk sari ke atas kepala putik. Serbuk sari adalah alat kelamin jantan pada bunga, sedangkan putik merupakan alat kelamin betina pada bunga. Pertemuan antara serbuk sari dan putik menyebabkan terjadinya penyerbukan. Denagn penyerbukan, tumbuhan berbunga dapat berkembang biak. Hubungan antara kerbau dan burung jalak memberi keuntungan kepada kedua belah pihak. Burung beruntung karena dapat memakan kutu dan lalat yang ada di tubuh kerbau. Kerbau beruntung karena terbebas dari gangguan kutu dan lalat.

Kerbau dengan burung jalak

2. Simbiosis komensalisme
Simbiosis komensalisme adalah hubungan yang menguntungkan satu pihak, sedangkan pihak lain tidak diuntungkan dan tidak dirugikan.
Contohnya adalah hubungan antara anemon laut denagn ikan badut, hubungan antara ikan hiu dan ikan remora, serta hubungan antara tumbuhan paku dengan pohon besar.
Hubungan antara anemon laut dan ikan badut terjadi di laut. Anemon laut adalah hewan laut yang tampak seperti tumbuhan bercabang banyak. Ikan badut memanfaatkan anemon laut sebagai tempat persembunyian. Ikan badut dapat segera bersembunyi diantara tubuh anemon laut saat menhindari musuhnya. Ikan badut beruntung karena selamat dari kejaran musuh, sedangkan anemon laut tidak diuntungkan dan tidak dirugikan.
Hubungan antara ikan remora dan hiu juga terjadi di laut. Makanan ikan hiu adalah hewan laut lain. Nah, ikan remora ikan remora memakan sisa-sisa makanan yang jatuh. Jadi ikan remora beruntung karena mendapat makanan. Sedangkan ikan hiu tidak mengalami kerugian atau keuntungan.
Hubungan antara paku dan anggrek denga pohon besar banyak terjadi di dalam hutan. Di hutan, berbagai jenis tumbuhan paku dan anggrek hidup menempel di batang pohon. Tumbuhan ini dapat membuat sendiri makanan. Tumbuhan paku dan anggrek hanya membutuhkan tempat tinggi agar mudah memperoleh cahaya matahari. Oleh karena itu, tumbuhan paku dan anggrek beruntung karena dapat menempel di batang pohon. Sementara itu, pohon yang ditumpangi tidak rugi dan tidak untung.

Ikan hiu dengan ikan Remora

3. Simbiosis Parasitisme
Simbiosis parasitisme adalah hubungan yang menguntungkan satu pihak, sedangkan pihak lain dirugikan. Contohnya adalah kutu yang hidup di tubuh hewan atau bunga raflesia yang hidup di tubuh inangnya.
Hubungan antara kutu dan hewan selalu merugikan hewan yang dihinggapi kutu. Hampir semua hewan yang berambut dapat dihinggapi kutu, misalnya, kucing, anjing, dan kerbau. Hewan berbulu juga mudah dihinggapi kutu, misalnya ayam dan berbagai jenis burung. Kutu-kutu itu menghisap darah dari tubuh hewan yang dihinggapinya. Kutu beruntung karena memperoleh makanan, sedangkan hewan yang dihinggapinya merugi.
Hewan merasa gataldi kulit dan pertumbuhannya tidak sehat.
Hubungan bunga rafflesia dan tumbuhan inangnya uga hanya menguntungkan bunga rafflesia, sedangkan tumbuhan inangnya merugi.. bunga rafflesia menghisap makanan yang dibuat tumbuhan inangnya. Akibatnya, bunga rafflesia tumbuh subur, sedangkan tumbuhan inangnya lama-kelamaannakan mati. Selain bunga rafflesia, tumbuhan yang hidup parasit adalah benalu dan tali putri.

Bunga Raflesia dengan Inangnya

B. HUBUNGAN MAKLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM
Sekarang, kamu belajar tentang hubungan makhluk hidup dan lingkungannya. Dengan menyadari adanya saling ketergantungan antara makhluk hidup dan lingkungannya, kamu akan lebih mengharagai semua ciptaan Tuhan itu.
Di semua tempat terjadi hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup dan lingkungannya. Di sawah, kolam, kebun, sungai, danau, dan laut, berbagai makhluk hidup tinggal bersama. Tempat berlangsungnya hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup dan lingkungannya disebut ekosistem. Sawah, kolam, kebun, sungai, danau, dan laut adalah bentuk ekosistem.
Ekosistem dibedakan atas 2 bentuk , yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alam  meliputi  antara lain hutan, sungai, danau, laut, padang pasir, dan kutub. Ekosistem buatan meliputi antara lain sawah, ladang, kebun, kolam, dan akuarium.
Setiap ekosistem memili beberapa anggota, baik makhluk hidup maupun benda tidak hidup. Makhluk hidup yang berhubungan dengan makhluk lain disebut komunitas. Jadi, komunitas adalah kelompok makhluk hidup berbeda yang tinggal bersama dalam suatu lingkungan tertentu. Misalnya, komunitas di ekosistem terdiri dari harimau, monyet, ular, dan pohon jati.
Mari kita pelajari beberapa ekosistem yang lebih mendalam.

1. Ekosistem Hutan
Hutan merupakn ekosistem alam yang terbesar di darat. Anggota ekosistem hutan sangat beraneka ragam dan banyak sekali. Di hutan, tumbuh berbagai jenis tumbuhan mulai dari yang kecil hingga besar. Ada rumput, rotan, jati, dan pohon buah-buahan. Begitu pula, berbagai hewan tinggal disana. Ada ular, monyet, harimau, burung, semut, dan jangkrik. Benga tidak hidup yang ada di hutan antara lain tanah, air, dan batu. Jadi, anggota ekosistem hutan antara lain monyet, harimau, rotan, pohon jati, tanah dan batu.


2. Ekosistem Sawah
Sawah merupakan  ekosistem buatan manusia. Anggota ekosistem sawah tidak terlalu banyak. Kehadiran anggota ekosistem ini diawasi manusia. Anggota yang merugikan anggota utama, pasti dibasmi. Anggota utama ekosistem sawah adalah  padi. Padi diperkembangbiakan sebanyak dan sebaik mungkin. Sebaliknya, rumput liar dan belalang dibasmi. Benda tidak hidup yang ada di sawah adalah tanah dan air. Anggota ekosistem sawah antara lain padi, rumput, belalang, burung pipit, tanah, dan air.



3. Ekosistem Kolam Hias
Di taman yang luas, biasanya terdapat kolam hias. Ada kolam yang kecil, adapula kolam yang besar. Adakah kolam hias di rumahmu? Anggota kolam beraneka ragam.  Jenis dan jumlah anggota kolam ditentukan pula oleh manusia. Oleh karena itu, kolam hias termasuk ekosistem buatan. Anggota kolam hias antara lain ikan mas, katak, teratai, eceng gondok, air, batu, dan patung.



4. Ekosistem Kebun
Kebun termasuk ekosistem buatan. Anggota ekosistem kebun lebih banyak daripada ekosistem sawah. Anggota ekosistem kebun antara lain pohon nangka, pohon rambutan, cabai rawit, singkong, ulat bulu, kadal, jangkrik, dan pagar kayu. Tentu saja, anggota ekosistem kebun di sekolahmuberbeda dengan anggota ekosistem kebun yang lain.


C. RANTAI MAKANAN
Tidak ada satu pun makhluk hidup yang dapat hidup sendiri. Di antara berbagai makhluk hidup terdapat saling ketergantungan. Ketergantungan makhluk hidup pada makhluk hidup lain, umumnya dalam hal makan-memakan. Misalnya, tikus makan biji padi. Oleh karena itu, tikus bergantung pada padi. Ular sawah makan tikus. Oleh karena itu, ular sawah bergantung pada tikus.
Tikus dan ular sawah tidak dapat membuat makanannya sendiri. Hewan-hewan ini memakan makanan yang ada di lingkungannya. Oleh karena itu, hewan disebut konsumen atau pemakai. Sementara itu, padi dapat membuat makanan sendiri.Bahkan, padi menyediakan makanan bagi makhluk hidup lain, misalnya untuk tikus. Oleh kerena itu, padi dan semua tumbuhan hijau disebut produsen atau penghasil.
Hewan yang memakan produsen (tumbuhan) disebut konsumen tingkat I. Hewan yang memakan konsumen tingkat I disebut konsumen tingkat II. Hewan yang memakan konsumen tingkat II disebut konsumen tingkat III. Ekosistem biasanya memiliki hingga konsumen tingkat IV, atau disebut konsumen puncak, karena tidak dapat lagi dimakan  oleh hewan lain.



D. PENGARUH PERUBAHAN LINGKUNGAN
Rantai makanan tidak akan terputus selama semua mata rantai makanan tersedia. Artinya, rantai makanan di sawah akan terus terbentuk jika ada padi, tikus, dan ular sawah. Jika tidak ada padi, maka tikus akan kelaparan. Akhirnya, banyak tikus yang mati. Jika tidak ada tikus, maka ular sawah juga kelaparan. Keadaan menjadi gawat jika ular sawah mencari mangsa lain, misalnya anak itik atau anak ayam peliharaan pendududk.      Jadi, setiap perubahan lingkungan berpengaruh terhadap berlangsungnya kehidupan.
Berbagai hal menyebabkan lingkungan berubah, misalnya adanya pencemaran, kebakaran hutan, dan penebangan pohon.

1. Pencemaran
Pencemaran atau polusi dapat merusak tanah, air, dan udara. Pencemaran tanah dapat pencemaran tanah pasti menjadikan tanah tidak subur. Akibatnya, tanah tidak dapat ditanami. Pencemaran air merusak kehidupan air. Tumbuhan dan ikan yang hidup di air akan mati keracnan. Pencemaran uudara menimbulkan penyakit saluran pernapasan.
Pencemaran sungai tidak hanya menyebabkan pemandangan yang buruk, tetapi dampak yang lebih buruk lagi adalah rusaknya kehidupan di dalamnya. Air sungai yang keruh bahakan pekat, tidak memungkinkantumbuhan dan ikan untuk hidup. Mengapa bisa begitu? Air yang amat keruh tidak dapat ditembus cahaya matahari, padahal cahaya matahari diperlukan untuk melakukan fotosintesis. Jika tidak tumbuhan, ikan pun tidak dapat hidup. Kamu telah megetahui bahwa hewan bergantung pada tumbuhan. Jika tidak ada tumbuhan dan ikan, kebutuhan manusia pada sumber makanan  dari ikan air tawar pun tidak akan tercukupi.



2. Penebangan dan Kebakaran Hutan
Bagi manusia, hutan mempunyai peran yang sangat penting. Dari hutan, manusia mendapat kayu untuk membuat rumahdan berbagai furnitur. Hutan juga menyimpan persediaan air tanah yang amat besar. Pepohonan di hutan melindungi permukaan bumi dari banjir dan tanah longsor. Mengapa? Akar-akar pepohonan dapat menahan air di dalam tanah. Pepohonan dapat melindungi  tanah dari terjangan air tanah.
Akan tetapi, keserakahan manusia dapat mengubah segalanya. Karena ingin membuka lahan bagi industri atau perusahaannya, segelintir orang melakukan penebangan pohon dan membabat semak belukar. Untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaannya, mereka melakukan pembakaran. Namun demikian, sering kali pembakaran itu menjadi tidak terkendali. Akibatnya, terjadilah kebakaran hutan.
Kebakaran hutan merusak keseimbangan lingkungan.  Berbagai hewan dan tumbuhan mati terbakar. Asap pun mengepul ke segala penjuru mengakibatkan pencemaran udara. Asap mengakibatkan kegiatan manusia terganggu. Asap menimbulkan penyakit saluran pernapasan membuat manusia menderita.
Setelah kebakaran selesai, hutan menjadi gundul. Hutan yang gundul mengakibat tanah longsor dan banjir.
Wah, ternyata penebangan dan kebakaran hutan mengakibatkan kerusakan lingkungan yang sangat parah. Oleh karena itu, berbagai cara harus dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan. Terkadang, kebakaran hutan terjadi karena hal-hal yang tidak disengaja, misalnya karena musim kemarau yang berkepanjangan. Untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan, departemen kehutanan mengaktifkan polisi hutan untuk melakukan penanganan keadaan darurat. Polisi hutan juga berusaha mencegah terjadinya penebangan dan perburuan liar, serta pencurian kayu.

No comments:

Post a Comment